HeadLine

Tlisan Adress Bar.


Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa - Welcome To My Blog

Kamis, 28 Oktober 2010

Pin It

Kisah Mara.

Suatu saat, ketika Sang Buddha sedang berdiam di dekat Himalaya, ia melihat bahwa banyak orang diperlakukan secara tidak manusiawi oleh beberapa raja yang licik.

Kemudian muncul pikiran dalam batin Beliau: "Apakah mungkin untuk mencegah orang-orang itu dari perlakuan tidak manusiawi. Mereka seharusnya tidak diperlakukan secara tidak manusiawi, dan membuat para raja tersebut memerintah dengan adil dan bijaksana".

Mara mengetahui apa yang Sang Buddha pikirkan dan berencana untuk membujuk Sang Buddha agar memerintah sebagai seorang raja.

Kepadanya, Sang Buddha menjawab, "Mara yang licik! Ajaranmu dan ajaran-Ku sangat berbeda. Kau dan Aku tidak dapat saling berdiskusi. Inilah ajaran-Ku".

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 331, 332 dan 333 berikut ini:

Sungguh bahagia mempunyai kawan pada saat kita membutuhkannya; sungguh bahagia dapat merasa puas dengan apa yang diperoleh; sungguh bahagia dapat berbuat kebaikan menjelang kematian; dan sungguh bahagia dapat mengakhiri penderitaan.

Berlaku baik terhadap ibu merupakan suatu kebahagiaan dalam dunia ini; berlaku baik terhadap ayah juga merupakan kebahagiaan. Berlaku baik terhadap pertapa merupakan suatu kebahagiaan dalam dunia ini; berlaku baik terhadap para Ariya juga merupakan kebahagiaan.

Moral (Sila) akan memberikan kebahagiaan sampai usia tua; keyakinan yang telah ditanam kuat akan memberikan kebahagiaan; kebijaksanaan yang telah diperoleh akan memberikan kebahagiaan; tidak berbuat jahat akan memberikan kebahagiaan.

***

Artikel Terkait



0 komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa Komentarnya Ya^^... Tapi Kalau Komentarnya Pakai Bahasa Yang Sopan Ya Thx^^..